Pages

26 April 2011

Mr / Mrs. “Possibility” Right

Beberapa hari yang lalu, aku bercerita pada mama bahwa ada satu lagi temanku yang akan segera menikah dalam beberapa bulan ini. Dengan sedikit dengusan mama “mengeluh” mengapa begitu mudah untuk orang lain menikah dan punya anak, sementara kami (mayoritas cucu-cucu nenekku) menikah pada usia yang bisa dibilang tidak muda.


“Selalu saja kalian itu tidak cocok sama siapapun juga, yang ini hidungnya peseklah, yang itu jidatnya nononglah, yang ini belum mapan bangetlah, terlalu banyak perhitungan.”
Omelan mama ini panjang pendek aku dengar saja tanpa protes, aku merasa ini bukan ditujukan untukku haha…kalau aku yang minta nikah sekarang justru mama malah repot… Semakin lama pembicaran soal pernikahan semakin jauh dan ngalor ngidul. Sampai akhirnya aku bertanya pada mama, apa rasanya duduk di pelaminan bersama seorang laki-laki. Jawab mama hanya “entahlah”.
“Loh kok bisa ‘entahlah’ sih ma? memangnya mama selama di pelaminan ngapain aja?”
“Diam aja.”
“Loh kok diam aja? emang ga ngobrol?”
“Ngobrolin apa, aku juga ga begitu kenal sama dia
.”……………beghhhh…parah.
Seputar pencarian Mr / Mrs. Right ini mungkin bagi sebagian orang tidak gampang. Sampai menyerah dan ikut Take Me Out haha…Yup, ada seorang teman yang reputasinya bagus dalam hal berpacaran justru saat ini mengaku bingung menemukan pria yang bisa berpikir serius. Sebaliknya, seorang teman yang pria malah bilang wanita yang selama ini didekati self defences-nya terlalu tinggi dan susah ditebak maunya apa sehingga dia memutuskan untuk mencari wanita lain yang lebih out going. Kasus lain, ada yang bertahan dengan kriterianya yang aujubile setinggi langit.

Kita tentu memiliki koridor yang membuat kita mencari the one ini dengan cara-cara yang kita anggap baik. Kata “seimbang” dan “sepadan” beberapa kali disebutkan dalam kaitannya dengan pasangan dalam alkitab. Selama ini mungkin saja ada yang menerjemahkan seimbang-sepadan itu dalam nilai-nilai seperti aku pintar dia juga harus pintar, pendapatanku sekian pendapatan dia minimal sama tapi HARUS lebih, aku jelek dia mesti tampanlah demi memperbaiki keturunan, dan sebagainya. Sebaliknya, mungkin juga ada yang menerjemahkan seimbang-sepadan itu dengan nilai yangberbeda. Misal, gak apa deh dia ga terlalu smart tapi dia lebih sabar dari aku, gak apa deh kalo pendapatannya sekarang belum begitu sesuai yang penting dia itu pekerja keras, gak apa deh kalo dia ga tampan-tampan amat yang penting dia kaya…loh?? haha…

Tidak…tidak ada yang benar-benar BENAR dan tidak ada yang benar-benar SALAH. Aku tidak memikirkan apa yang seharusnya dipikirkan dan dilakukan untuk orang-orang yang saat ini sedang mencari tambatan hatinya. Tentang itu, kurasa terlalu personal. Semua orang berhak menetapkan “harga” yang pantas dan semuanya pantas “dihargai” apapun pilihannya. Aku hanya ingin mengungkapkan rasa heran terhadap mamaku. Aku tidak pernah tahu apa tepatnya alasan menikah dengan seorang pria yang tidak lama dikenalnya. Bagi pasangan yang telah melakukan pendekatan dalam jangka waktu yang cukup lama, bisa saja ada nilai-nilai lain yang ditemukan dalam diri satu sama lain tapi untuk mamaku mungkin semua itu chemistry belaka ditambah beberapa hal-hal kecil lain dalam keseharian papa yang menurut mamaku mencerminkan hal besar. Pastinya, dua macam tipe duratif ini membutuhkan kerelaan yang besar terhadap satu sama lain untuk saling menerima apa adanya.

Pada akhirnya, apapun itu segala sesuatunya harus dalam hikmat Tuhan. Menikah adalah suatu peristiwa yang pastinya hanya diharapkan terjadi sekali seumur hidup oleh semua orang, memilih dan memutuskan dengan hikmat Tuhan adalah satu-satunya jalan untuk bertahan sampai akhir. Tiba-tiba aku membayangkan betapa kalutnya Eliezer yang telah diambil sumpah oleh tuannya untuk mencarikan si anak majikan seorang wanita yang tepat. Berbekal kendaraan 10 ekor Unta, dia berangkat dengan harap-harap cemas. Sesampainya ditujuan, dia beristirahat dan hanya bisa berharap pada Tuhan yang dimiliki tuannya untuk menunjukkan gadis mana yang paling tepat. Mungkin saat itu yang ada dalam pikiran Eliezer hanyalah minum saking panas dan hausnya sehingga dia meminta pada Tuhan bahwa gadis yang bersedia memberi dirinya dan unta-untanya minum itulah yang akan dipilih oleh Tuhan. Dan inilah gadis itu….jreng…jreng..jreng…Ribka muncul bersama buyungnya ingin mengambil air, sekaligus menawarkan pada bapak-asing-muka-cemas-dekat-sumur itu minum beserta Unta-untanya. Seekor unta bisa menghabiskan 100 liter air sekali minum, kalau 1 buyung itu kira-kira 35 liter, maka 1 ekor Unta bisa sampai 3 buyung. Jadi paling tidak si Ribka ini menghabiskan banyak sekali tenaga untuk bolak-balik sampai 30 kali……wedewww, barangkali bisep-trisepnya melebihi Ade Rai..haha… Baik hati sekali si Ribka ini…Kesimpulannya, bawalah unta 10 ekor jika anda ingin diberi petunjuk menemukan pasangan hidup (LOL).

Ah, apa iya hikmat Tuhan itu selalu berupa tanda-tanda yang kita inginkan? Jika dia pasangan hidupku, aku mau dia pakai baju biru hari ini. Jika dia pasangan hidupku, aku mau dia memberikanku selusin mawar saat dia nembak nanti. Jika dia pasangan hidupku, aku mau status facebooknya berisi tentang dinner tadi malam……Ah, tidak tahulah, kalau mau ya minta saja.

“Yang penting dari seorang pria itu dia tidak judi dan tidak minum minuman keras, semua itu menjurus kepada main perempuan. Cukup dia sayang sama kita, itu saja. Perkara uang, harta, dan cirit minyak-nya itu bisa dicari bersama-sama.”….ini adalah kata-kata mamaku, jelas aku sangat mengagumi cara berpikirnya dalam hal menentukan pasangan hidup. Aku tidak pernah menyangka seorang ibu yang sederhana bisa berpikir sebegitu bijaknya dalam hal yang mungkin sama sekali dia tidak pahami secara teoritis, atau memang cinta itu dimengerti justru dari hal-hal praktis??

4 comments:

  1. setiawan8:29 pm

    cinta itu sesuatu yang sulit dimengerti, cinta akan terasa indah seperti madu dan dapat pahit seperti empedu.. begitulah cinta..

    pemilihan pasangan hidup bukanlah suatu yang mudah, harus dipikirkan masak2 dengan berbagai macam pertimbangan.

    ReplyDelete
  2. aku setuju sama mama`mu, mel…kadang mencintai orang bisa sesimple itu. yang penting rasa sayang, dan yang laen bisa diatur bersama. asal gak egois ajah.. :)

    ReplyDelete
  3. suset8:30 pm

    hufffth……..lama juga ga baca tulisan mu mace……tau nya pas buka baca yang ini….

    begitulah cinta deritanya tiada ahir……..tinggal kita ambil yang mana model deritanya…….:)

    ReplyDelete
  4. Anonymous11:51 pm

    suka ^__^

    Terutama yang bahas si Ribka ^_^
    membayangkan Ribka2 modern (cantik & modis) yang bolak balik sumur maskara BlusOn udah mleber kemana2 :D LoL
    mmm ketika melakukan sesuatu harusnya "lakukan sampai tuntas, jangan setengah2"
    Qta ga pernah tau...??Ternyata ada seseorang yang sedang memperhatikan qta.
    Dan ternyata Tuhan pakai untuk membawa qta ke "next level" dalam kehidupan kita.
    Hari itu jadi hari terakhir buat Ribka menimba aer dan menjaga ternak...karena dia menjadi menantu orang yg paling kaya waktu itu.

    so do I
    we never know...
    Rahasia sang pencipta ^,^

    ReplyDelete