Pages

24 January 2012

Elang dari Utara


I used to hold u like this

Engkau adalah Elang dari Utara
Engkau raja yang bermahkota, bukan lagi dengan pisau bermata empat, bukan lagi dengan tanah dan ombak.
Engkau datang dari yang terbesar, engkau datang dari yang paling berani. Bukan lagi dengan patung-patung, bukan lagi dengan bual sumur.
Wahai Elang dari Utara, kemana saja engkau telah terbang?
Sampaikah engkau ke timur? Sejauh Seram, ke pulau-pulau?
Sampaikah Engkau ke Selatan? Sejauh hutan, lubang-lubang tambang?
Sampaikah Engkau  pada wanitamu? Sejauh usia, pengabdian terbesar?
Engkau adalah Elang dari Utara
Telah menua dan telah melemah, bukan lagi dengan tenaga dan usia namun lihatlah apa yang kulihat darimu Sang Elang Seribu Hikmat, engkau adalah terangku, engkau adalah buku sejarahku yang dituliskan dan dibacakan setiap hari oleh kerasnya gema cinta

Gelap telah datang menghampiri kita di tanah asing.
Kitalah keramaian ditengah keramaian, namun ada sepi saat mataku melihat matamu yang telah lelah karena usia.
Bertahun lalu saat aku meninggalkanmu di bawah sana sementara aku terbang menjauh, saat itu engkau adalah Elang yang telah lama membawa makanan ke sarang, lalu engkau berhadapan pada kenyataan bahwa bayi Elang telah sanggup terbang keluar.
Dalam detik aku akan meninggalkanmu disini, sama persis seperti saat itu.
Hanya waktu dan ruang yang akan mengabadikan perpisahan kita.
Hanya sekuat laju roda-roda yang bertautan panjang.

Sancaka siap menelanku untuk meliuk melintasi tanah asing sampai esok ia akan memuntahkanku di ujung sana, jauh dari kepakmu.
Kali inipun kau tidak akan berkuasa untuk melepaskanku dari cengkeraman si ular hitam dengan cakarmu yang masih kokoh, dan kau berkutat dengan pikirmu sampai kau memelukku dan berbisik:
Jika tiba waktunya kau memang harus berjalan sendiri, berjalan kuat seperti yang sudah saya lakukan
Tak kurang tak lebih dan airmataku menetes, mual, bertahan di perut Si Ular.

(Jakarta, 24-01-2012 - Blackout, in a minute to low battery, missing my dad and his story)