Aku katakan pada Elang Tua,
“Aku tiba pada perjalanan yang lain,
sekarang akan kuantarkan Elang yang
terkuat di Timur menuju singgasananya”
Elang Tua menangis terharu bahagia,
“Bahwasanya itulah yang ingin
kudengar saat aku masih menghirup udara” ujarnya.
“Sebab itu luruskanlah hatimu jangan
bercabang sedikitpun juga, supaya janganlah engkau terlalu bersusah di bawah
matahari karenanya,” lanjutnya.
Aku hanya tersenyum dan kukatakan
pada Elang Tua,
“Dengan darah dan doa”
Aku katakan itu dengan bangga,
biarlah Elang Tua berbahagia tanpa perlu tahu bahwa hati ini belum terkembang,
hati ini menciut dengan takutnya. Kosong.